Senin, 30 September 2013

Ibu Rumah Tangga

Mantap rasanya kalo mendengar ada seorang wanita lulusan sebuah universitas ternama dan telah bekerja di sebuah perusahaan yang bonafit dengan gaji yang menggiurkan setiap bulannya, belum lagi kalo pas ada penugasan sampai keluar kota atau keluar negeri dari perusahaan…mmm lengkap sudah dari wanita semacam ini, seolah tercermin seorang wanita sukses, tapi apakah benar semua itu demikian...is it right ?

Kebanyakan orang mungkin beranggapan bahwa sukses lebih dinilai dari sebatas materi yang diperoleh, sedang sebaliknya… akan dianggap remeh. Cara pandang seperti ini membuat banyak wanita muslimah bergeser dari fitrahnya sebagai seorang wanita. Berpandangan bahwa sekarang sudah saatnya wanita tidak hanya tinggal di rumah menjadi ibu, tapi sekarang saatnya wanita menunjukkan eksistensi diri di luar. Menggambarkan seolah-olah tinggal di rumah menjadi seorang ibu adalah hal yang rendah!! Oh…come on !!??

Seringkali kita dapati ketika seorang ibu rumah tangga ditanya teman lama “Sekarang kerja dimana?” rasanya terasa berat untuk menjawab, berusaha mengalihkan pembicaraan atau menjawab dengan suara lirih sambil tertunduk “Saya adalah ibu rumah tangga”. Rasanya malu! Apalagi jika teman lama yang menanyakan itu “sukses” berkarir di sebuah perusahaan besar. Atau kita bisa dapati ketika ada seorang muslimah lulusan sebuah universitas ternama, hendak berkhidmat di rumah menjadi seorang istri dan ibu bagi anak-anak, dia harus berhadapan dengan “nasehat” dari bapak dan ibu tercintanya: “Putriku! Kamu kan sudah sarjana, Sayang kalau cuma di rumah saja ngurus suami dan anak.” Padahal, putri tercintanya hendak berkhidmat dengan sesuatu yang mulia, yaitu sesuatu yang memang menjadi tanggung jawabnya. Disana ia ingin mencari surga.

Di awal pernikahan seorang wanita menganggap pekerjaan rumah tangga hanyalah pekerjaan sederhana, karena bukankah menjadi ibu rumah tangga adalah fitrah wanita ? tetapi sebenarnya kehidupan rumah tangga, adalah pekerjaan yang sangat rumit. Seorang ibu tidak memiliki jam kerja tertentu artinya, tugasnya di mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, bahkan menjadi ibu rumah tangga, berarti banyak belajar, seperti belajar manajemen, baik manajemen rumah tangga, manajemen keuangan sampai manajemen qolbu. Lalu belajar pembukuan, dimana seorang ibu akan dihadapkan untuk mengatur keuangan keluarga, karena penghasilan suami untuk saat ini masih belum normal. Dan kemudian belajar psikologi, baik psikologi anak maupun psikologi umum…mmm…lengkapkan J

So sekedar mengingatkan buat para ibu jangan pernah ada pikiran jahil sambil berhitung, berapa gajiku seharusnya atas tugasku ini ? Seorang wanita adalah ratu rumah tangga sekaligus pembantu, seorang wanita adalah manajer merangkap baby sitter, seorang wanita adalah akuntan dan konsultan seorang suami, seorang wanita adalah pendidik sekaligus tukang ketik, penggagas sekaligus tukang pangkas, dan seorang wanita juga seorang pengobat sekaligus perawat, seorang wanita juga actor bagi anak2nya takkala menggambarkan berbagai macam watak yang ada dalam cerita yang sedang dibaca.

Seorang ekonom Pakistan Mahbub Junaidi berkata “ jika seorang ibu rumah tangga meminta di berikan gaji, maka nilainya adalah satu milyar dollar pertahun. Sebuah nilai yang besar untuk budget sebuah negara, syukurlah ibu2 rumah tangga memberikan tenaganya dengan cinta maka tak perlu memusingkan negara bukan ?

Aku bangga, bersyukur dan berterima kasih dengan wanita yang mau dan sanggup bersusah payah menjalani karir rumah tangganya, walau selalu di remehkan dan jarang mendapat pengakuan yang layak! Hanya karena wanita tersebut mencintai suami dan anak2nya yang di amanahkan Rabbi padanya. Dan yang lebih penting dari semua itu engkau para istri, para ibu ….sesungguhnya engkau telah memiliki cinta Rabbi lebih dari ciptaanNya yang lain. Allohu rabbul’alamin.

Salam hormatku buat ibu2 rumah tangga sejati. Karier mu sangat penting, dalam mempersiapkan generasi rabbani. Dan gajimu, InsyaAllah kehidupan hakiki surgawi.

Aku berharap coretan ini bisa menjadi inspirasi untuk para wanita “ibu rumah tangga”. Banggalah dengan apa yang menjadi tanggung jawabmu sekarang…karena Rabbi sangat mencintai ummat Nya yang mau berserah diri dijalan Nya.


Catatan kecil : Dari sahabat untuk istriku tercinta...dan para wanita muslimah
IwanS


Nb :


Please jangan salah mengartikan catatanku ini, tanpa punya maksud mengecilkan atau mendiskriditkan arti seorang wanita karir yang sebenarnya, buatku wanita karir tetaplah suatu diffrential lebih dari seorang wanita, dan saya bangga pernah memilikinya dulu… karena istriku sendiri pernah bekerja dan menjabat disebuah perusahaan dengan salary lebih dari penghasilanku pertama kali di BUMN dulu dan dia seorang Sarjana dengan 2 gelar kesarjanaan (ekonomi dan komputer) dibanding aku yang cuman lulusan SMA….hikss!!. Meski saat ini istriku memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, menjaga n merawat anak2ku…mendampingi aku dan lain sebagainya dirumah….aku tidak pernah memberinya sekat keterbatasan karena kebebasan bersikap selalu aku berikan, buatku…seorang wanita bekerja atau tidak, itu sudah memberikan arti lebih buat keluarga…karena peran yang dimiliki seorang wanita seperti yang aku jelaskan diartikel tentang “Ibu Rumah Tangga” itu. Sejauh seorang suami sudah bisa bertanggung jawab dan memenuhi apa yang dibutuhkan dalam rumah tangganya…kenapa tidak jika seorang istri kembali pada fitrahnya. Makan sama sepiring kok…!!! Terkecuali jika berkeinginan lebih dari hanya sepiring nasi…:) move on !!! (coba baca artikelku “Lebih Keras Lagi”)


ctt : artikel diambil dari blog http://iwancoratcoret.blogspot.com